Pemantapan Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Sekolah Dasar

Pada tahun akademik 2013/2014 ini Program Pascasarjana UNY mendapatkan mandat dari DIKTI untuk menyelenggarakan perkuliahan untuk program studi Pendidikan Sekolah Dasar jenjang S-3. Untuk memperkenalkan pembukaan prodi tersebut diadakanlah penyambutan dan pengenalan.

Acara penyambutan dikemas dalam sebuah seminar nasional yang diadakan oleh program studi S-2 Pendidikan Dasar PPs UNY dengan tema “Pemantapan Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Sekolah Dasar”. Seminar ini diadakan pada hari Rabu, 12 Maret 2014 di Aula PPs UNY dengan keynote speaker Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY). Selain itu, hadir juga dua pembicara dari Jepang yaitu Prof. Masaaki Sato, Ph.D. dan Naomi Takasawa, Ph.D.

Seminar diawali dengan sambutan dari kaprodi, Dr. Muh. Nur Wangid, M.Si. Dalam sambutannya disampaikan bahwa di luar dugaan peserta yang mengikuti seminar ini sebanyak 250 peserta yang terdiri atas dosen PGSD dari beberapa PT di Yogyakarta dan Magelang, mahasiswa, guru-guru SD dan pemerhati pendidikan dasar. Harapannya dengan adanya seminar ini dapat menambah wawasan tentang implementasi Kurikulum 2013 khususnya di tingkat pendidikan dasar dan bagaimana mendesain Collaborative Learning for Community  untuk Pendidikan dasar, serta best practices tentang reformasi pendidikan di luar negeri.

Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. menyampaikan selamat atas turunnya mandat untuk menyelenggarakan prodi S-3 Pendidikan Sekolah Dasar. Diharapkan dengan adanya seminar ini kualitas pendidikan di tingkat dasar khususnya SD dapat ditingkatkan. Selain itu, “dengan hadirnya pembicara dari Jepang bisa menambah wawasan tentang Lesson Study for Learning Community,” tutupnya.

Sebagai pembicara utama, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. menyampaikan makalah yang bertema Pendidikan Dasar dalam Konteks Perubahan Kurikulum 2013. Dalam paparannya pak rektor (sapaan akrabnya) memaparkan bahwa individu dalam pertumbuhan dan perkembangan selalu bersifat dinamis. Untuk mencapai pembentukan individu dan masyarakat yang optimal diperlukan sistem pendidikan yang tepat dan relevan. Hadirnya kurikulum 2013 merupakan tuntutan pribadi, masyarakat dan bangsa serta tuntutan global.

Pendidikan di tingkat dasar adalah fondasi pembentukan manusia seutuhnya sehingga membutuhkan sistem pendidikan yang komprehensif. Mendidik anak SD pada hakikatnya lebih mementingkan mengenali subyek didik daripada mata pelajaran. Materi belajar hendaknya tidak hanya bersumber dari buku teks saja,  namun diperkaya dengan buku bacaan yang sesuai dengan tema yang dikembangkan. Untuk mengawal pembelajaran yang ideal di usia SD diperlukan tidak hanya seorang guru, namun akan lebih baik di-support dengan guru bantu yang dapat melayani siswa yang memerlukan bantuan baik untuk pengayaan maupun remedial. Evaluasi yang dilakukan hendaknya bersifat komprehensif dan autentik, sehingga diharapkan dapat gambaa kemajuan siswa yang sebenarnya. Untuk menjamin perkembangan siswa yang optimal sangat diperlukan lingkungan yang mengundang dan kondusif, sehingga terbangun spirit belajar dan membaca.

Naomi Takasawa, Ph.D. tampil memaparkan makalah berjudul Memahami Situasi Nyata di Pendidikan Dasar. Dengan memakai bahasa Jepang yang diterjemahkan oleh Fatmawati Djafri, S.S., M.A. dari UNHAS Makassar, Bu Naomi mengajak peserta untuk berpikir bagaimanakah kualitas pendidikan dasar khususnya pelajaran di sekolah dasar dalam beberapa dekade ini. Sudah mengalami peningkatan ataukah belum. Selain itu, saat ini pelu perhatian lebih terhadap peningkatan pendidikan dasar. Hal tersebut penting karena pendidikan menengah pertama dan atas tidak bisa meningkat tanpa penguatan pendidikan dasar.

Makalah yang disampaikan merupakan best practices Lesson Study for Learning Comunity (LSLC). Di dalamnya memuat penelitian yang sudah dilakukan di SD yang berada di beberapa wilayah di Indonesia. Dari sana diperoleh analisis antara lain, guru cenderung kurang memperhatikan proses probelm soving dalam pelajaran siswanya, mereka lebih memfokuskan pada proses mekanis rumus perhitungan. Sedangkan kebanyakan siswa terbiasa menjawab soal multiple choice sehingga guru kesulitan mengidentifikasi sumber kesalah siswa yang umum terjadi. Selain itu, diperoleh fakta bahwa buku teks cenderung menekankan pada rumus daripada ide dan konsep.

Naomi juga mengemukakan perlunya LSLC karena merupakan suatu cara yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Lesson study didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Sehingga pembelajaran di kelas bisa lebih asyik, siswa senan, pemahaman materi lebih mendalam sehingga kualitas pendidikan dasar bisa ditingkatkan.

Pada sesi terakhir, Prof. Masaaki Sato, Ph.D. menyampaikan makalah berjudul LS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Mengajar Guru. Di sana terdapat filosofi keunggulan untuk melakukan yang terbaik dalam proses belajar mengajar antara lain, colaborative learning in calssroom, collegiality, dan activity system. Dengan adanya LS guru diajak saling belajar bidang keilmuannya dan membuat RPP.

Selanjutnya, Prof. Masaaki mengemukakan bahwa kurikulum terdapat tiga tingkatan yaitu, kurikulum yang direncanakan, kurikulum yang dijalankan, dan desain ulang kurikulum. Selain itu, beliau juga menyampaikan pentingnya observasi dan refleksi pelajaran. Dengan adanya dua hal tersebut guru dapat meningkatkan profesionalisme keilmuan dan teknik mengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Akhirnya, dengan adanya LS hubungan antara guru dan siswa lebih harmonis. Guru dapat menyampaikan materi dengan enjoy dan terarah, siswa dapat menangkap dan memahami materi dengan seksama dan menyenangkan. (Rb)