Oleh

Nila Vitasari (Dikdas B/ 2016)

Suatu pengalaman yang berharga bagi praktikan karena dapat melaksanakan riset dan praktik pembelajaran di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST). Pada kesempatan ini, riset dan praktik pembelajaran ditujukan untuk mahasiswa PGSD semester 2 yaitu kelas 2E PGSD UST pada mata kuliah Matematika Kelas Bawah. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kemampuan memecahkan masalah matematika mahasiswa PGSD kelas 2E masih kurang. Mahasiswa kesulitan ketika dihadapkan pada permasalahan matematika terutama dalam hal memecahkan masalah. Hasil pretest yang telah dilakukan di kelas 2E menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa kebingungan untuk menyelesaikan persoalan matematika. Ketuntasan prasiklus kurang lebih 45%. Oleh karena itu, diperlukan suatu treatment agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yaitu dengan menerapkan pendekatan problem posing pada mata kuliah matematika kelas bawah. Problem posing merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya melatih kemandirian mahasiswa dalam hal memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas berpikir mahasiswa. Problem posing sangat cocok untuk membelajarkan keterampilan pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika.

Pada tanggal 10 Mei 2017 dilakukan treatment berupa penggunaan pendekatan Problem Posing di kelas 2E PGSD UST. Kegiatan pembelajaran pada siklus satu ini berlangsung dengan tertib. Mahasiswa terlihat belum terbiasa dengan pendekatan Problem Posing. Mahasiswa masih kebingungan ketika ditugaskan untuk membuat soal terkait materi aritmatika sosial. Sebagian besar soal yang buat mahasiswa memiliki tipe yang hampir sama dan kurang bervariatif. Waktu pelaksanaan pembelajaran belum efektif dan efisien karena mahasiswa memerlukan waktu yang lama dalam pembuatan soal. Hal ini berakibat ketika dievaluasi pada postes 1 ada beberapa mahasiswa yang belum tuntas KKM. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada siklus I yaitu 71,14 dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 50, sedangkan nilai ketuntasan minimal yaitu 70. Berdasarkan hasil pada siklus I, dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II, mahasiswa mulai terbiasa dengan pendekatan problem posing. Ketika ditugaskan untuk membuat soal terkait materi aritmatika sosial mahasiswa terlihat lebih siap daripada sebelumnya. Waktu pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien dibandingkan pertemuan pertama. Hal ini berakibat ketika dievaluasi pada postes 2 sebagian besar mahasiswa sudah lulus KKM.

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan problem posing dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa PGSD kelas 2E. Hal ini terlihat dari peningkatan dari tahap prasiklus yang menunjukkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa sebesar 45 % mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 52,72 % dan pada siklus II juga terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 84 %. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas berhasil. Adapun beberapa temuan dalam penelitian yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Menumbuhkan budaya berdiskusi mahasiswa 2. Meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam belajar 3. meningkatkan kreativitas mahasiswa terutama dalam hal membuat soal pemecahan masalah

Penelitian yang telah dilakukan ini masih jauh dari sempurna. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain. 1. Observer kurang mampu dalam mengamati setiap mahasiswa secara detail. 2. Peneliti tidak dapat mengontrol seluruh kegiatan pembelajaran sehingga masih ada indikator yang belum dapat ditingkatkan pada setiap siklus. 3. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada waktu dan tempat saat dilakukannya penelitian sehingga tidak bisa digunakan untuk generalisasi. Meski demikian, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran perbaikan sangat praktikan harapkan.